Kamis, 12 April 2012

Apa kata mereka berkenaan dengan novel Cinta di Tepi Geumho?

Cinta di Tepi Geumhonya udah beli di Gramedia Balikpapan Plaza. Ceritanya bagus. Saya Terkesan banget sama tokoh Jun So. Meskipun dia tinggal di Korea, tapi dia tetep mengenalkan budaya Indonesia di sana. (Fitriana Ulfa, Samarinda)

--------------------------

Mahmud Jauhari Ali merupakan novelis subur dengan kreativitas yang membuat kita terperenyak kagum. Tema cinta dalam novel ini memperlihatkan bahwa cinta itu abadi. Cinta antarbangsa dalam sejarah sastra Indonesia telah dimulai dari Abdul Muis dengan Salah Asuhan yang merenyuhkan. Sementara novel ini membuat kita senang dan bahagia memuja keabadian cinta. (Korrie Layun Rampan, Pendiri dan Pengelola PDS KLR dan Pengasuh Rumah Sastra Korrie Layun Rampan)

--------------------------

Walaupun dalam novel ini tokoh Jun So adalah perpaduan cinta antara orang Dayak Ngaju dan orang Korea, tetapi dengan membaca Cinta di Tepi Geumho--terutama pada bagian perbincangan Jun So dan ibunya--itu, membuat saya seakan kembali ke masa lalu. Yakni sebuah masa bahagia bersama orang-orang Dayak Bakumpai. Perlu diketahui, asal-usul orang Dayak Bakumpai berasal dari orang Dayak Ngaju.

Dengan kata lain, suku Dayak Bakumpai merupakan pecahan dari suku Dayak yang dikisahkan dalam novel ini. Sungguh, ini novel pertama yang membuat saya seperti itu. Saya patut berterima kasih kepada penulisnya.

Selain itu, novel ini juga menepiskan pandangan negatif terhadap orang Dayak yang selama ini dikenal sebagai suku udik dan primitif. Dalam novel ini orang Dayak itu tidak udik dan primitif, tetapi bersikap ramah, terbuka terhadap dunia luar, dan mengikuti zaman yang sejajar dengan orang-orang dari luar Borneo, termasuk orang Korea.

Hidup Dayak, jaya Borneo, hidup dan jayalah Indonesia Raya. (Abdul Karim Amar, Sastrawan dan Ketua Komunitas Sastra Indonesia Cabang Kertak Hanyar)

--------------------------

Novelnya Cinta di tepi Geumho ini bagus. Saya suka isinya. Salut kepada penulisnya, muda-muda sudah banyak karyanya. (Indah, Sampit, Kalimantan Tengah)

--------------------------

Menurut saya novel ini sangat menarik. :) Ternyata kalo memang sudah jodoh cinta Jun So ga akan lari ke mana. (Rindy Azaira, Balikpapan, Kalimantan Timur)

--------------------------

Menurut aku bagus banget. Aku suka karena mereka orang Korea, tapi Islam. Perpaduan Korea ama Dayaknya juga keren banget. (Ery Mufachiyati, Martapura, Kalimantan Selatan)

--------------------------

Baru beberapa lembar membacanya (baca: membaca Cinta di Tepi Geumho), sudah terhanyut di dalamnya. Serasa berhadapan langsung dengan tokoh Hyang dan Jun. I like it! (Yuliati Puspita Sari, Kertak Hanyar, Kalimantan Selatan)

--------------------------

Andai aku baca Cinta di Tepi Geumho saat masih sekolah dulu, aku pasti akan merasa bahwa belajar antropologi itu asyik. Setelah baca novel itu, aku jadi ingin tahu lebih dalam lagi tentang Dayak yang eksotis. (Shabrina Ws, penulis novel Petualangan Ciki Si Kelinci dan pemenang lomba novel Bentang Pustaka 2011 feat Riawani E.)

--------------------------

Yes! dapat juga meski gak bisa ke toko buku sendiri. CINTA DI TEPI GEUMHO karya Mahmud Jauhari Ali. Novel yang dengan manis bercerita tentang dua budaya yang berbeda tapi romantis. Memangg gini ya harusnya, perbedaan itu bukan untuk gontok-gontokan. (Awan Bimata, Jawa Timur)

--------------------------

Tadi siang ke Togamas Bandung liat bukunya Mahmud Jauhari Ali, Cinta di Tepi Geumho, terpajang di deretan depan buku baru. Mudah-mudahan laris ya ... (Dyah Dey, Bandung)

--------------------------

Buku kemarin (Cinta di Tepi Geumho) bagus, novel yang bagus (Pak Pos Indonesia)

------------------------------------

Judul : Cinta di Tepi Geumho
Kisah Cinta Gadis Korea dan Lelaki Dayak Pecinta Taekwondo

Penulis : Mahmud Jauhari Ali

Ukuran : 13.5 x 20.5, 143 halaman
Harga: @Rp 23.000,00

Buku bisa Anda dapatkan di semua TB Gramedia, TB Gunung Agung, dan TB Toga Mas di seluruh Indonesia. Anda juga bisa memesannya langsung lewat sms ke nomor 087815594940.

Foto merupakan hasil bidikan dan tembakan Awan Bimata

(salah seorang pembaca Cinta di Tepi Geumho)


Tidak ada komentar: